Sunday, February 6, 2011

cinta dan waktu




Tersebutlah, di suatu pulau kecil, tinggallah 

berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, 
Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan  sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun 
suatu ketika, datang badai menghempas dan
air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. 

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat 
berenang dan tak mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari 
pertolongan. Sementara itu air makin
naik membasahi kaki Cinta.
Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang 
mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan!
Tolong aku!" teriak Cinta.

"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku 
telah penuh dengan harta bendaku.
Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini 
tenggelam. Lagipula tak ada
tempat lagi bagimu di perahuku ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya 
pergi. Cinta sedih sekali, namun
kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan 
perahunya. "Kegembiraan!Tolong
aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu 
gembira karena ia menemukan
perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke 
pinggang. Ia kian panik. Tak lama
lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku 
bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa 
membawamu ikut. Nanti kamu
mengotori perahuku yang indah ini," sahut 
Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai 
menangis terisak-isak. Saat itu
lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku 
bersamamu," kata Cinta.

"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin 
sendirian saja..." kata
Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan 
akan menenggelamkannya.Pada
saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! 
Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat 
seorang tua dengan perahunya.
Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat 
sebelum air menenggelamkannya.Di pulau 
terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan 
segera pergi lagi. Pada saat
itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak 
mengetahui siapa orang tua
yang menyelamatkannya itu. Cinta segera 
menanyakannya kepada seorang
penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya lelaki 
tua tadi.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata 
orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak 
mengenalnya. Bahkan teman-teman
yang
mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta 
heran.

"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu-lah yang 
tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..." 


.........."hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai  sesungguhnya dari Cinta itu ..." 










with luv,

No comments:

Post a Comment